KID CROP DAN MORTALITAS ANAK KAMBING KACANG DI DAERAH DARATAN DAN KEPULAUAN KABUPATEN BUTON | Author : Basman Basman, Takdir Saili, La Ode Baa | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas ternak Kambing Kacang berdasarkan nilai kid crop dan mortalitas anak Kambing Kacang baik di wilayah kepulauan maupun wilayah daratan Kabupaten Buton. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Siompu (mewakili wilayah kepulauan) dan di Kecamatan Lapandewa (mewakili wilayah daratan) Kabupaten Buton. Metode penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sampling, stratified sampling dan simple random sampling dan penentuan responden di setiap desa dilakukan secara sensus. Data penelitian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kid crop Kambing Kacang di Kecamatan Siompu sebesar 150,98% dan Kecamatan Lapandewa sebesar 159,84%. Kidding Interval Kambing Kacang di Kecamatan Siompu sebesar 8,2 bulan dan di Kecamatan Lapandewa sebesar 8,19 bulan. Di Kecamatan Siompu diperoleh rataan litter size sebesar 1,77 dan di Kecamatan Lapandewa sebesar 1,53. Jumlah cempe Kambing Kacang yang lahir di Kecamatan Siompu sebanyak 84 ekor (38 ekor jantan dan 46 ekor betina). Di Kecamatan Lapandewa jumlah cempe Kambing Kacang yang lahir sebanyak 68 ekor (37 ekor jantan dan 31 ekor betina). Persentase mortalitas cempe kambing Kacang di Kecamatan Siompu sebesar 22,61% dan di Kecamatan Lapandewa sebesar 11,76%. Dapat disimpulkan bahwa produktivitas dan reprodutivitas ternak Kambing Kacang baik di wilayah kepulauan maupun di wilayah daratan Kabupaten Buton masih sangat baik, namun, tingkat mortalitas cempe di wilayah kepulauan masih relatif tinggi. |
| SUPLEMENTASI ASAM LEMAK TERPROTEKSI DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS AYAM KAMPUNG | Author : Salomina Sambolinggi, Andi Murlina Tasse, Rahim Aka | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan produksi ayam kampung umur 10 minggu yang diberi ransum dengan suplementasi asam lemak terproteksi asam lemak terproteksi. Penelitian ini menggunakan 48 ekor ayam kampung yang dibagi ke dalam 12 plot kandang. Penelitian ini terdiri atas 3 perlakuan (P0= ransum komersial 100 %, P1= ransum komersial + campuran garam karboksilat kering 3%, P2= ransum komersial + hidrolisat minyak sayur 3%), dan 4 ulangan. Rataan konsumsi ransum 53,52 ± 3,96 (P0), 38,86 ± 5,12 (PI) dan 50,72 ± 6,41 (P2), pertambahan bobot badan 17,41 ± 4,80 (P0), 18,89 ± 2,77 (PI), dan 16,22 ± 1,29 (P2), konversi ransum 6,11 ± 1,46 (P0), 3,92 ± 1,06 (PI), dan 5,71 ± 1,09 (P2). Analisis data menggunakan sidik ragam dilanjutkan dengan uji Kontras Ortogonal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi asam lemak terproteksi dalam ransum berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum ayam kampung umur 10 minggu. Kesimpulan bahwa (1) pemberian ransum dengan suplementasi asam lemak terproteksi 3% CGKK (Campuran garam karboksilat kering) pada ayam kampung selama 3 minggu cenderung meningkatkan konsumsi bahan kering dan pertambahan bobot badan tetapi menurunkan konversi ransum dan (2) pemeberian ransum dengan suplementasi asam lemak terproteksi 3% HMS (Hidrolisat minyak sayur) pada ayam kampung selama 3 minggu cenderung meningkatkan konsumsi bahan kering, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. |
| FERTILITAS, DAYA HIDUP EMBRIO, DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM RAS HASIL INSEMINASI BUATAN DENGAN AYAM TOLAKI | Author : Eki Indrawati, Takdir Saili, Syam Rahadi, La Ode Nafiu | Abstract | Full Text | Abstract :Ayam tolaki merupakan ayam kampung yang dikembangkan di Sulawesi Tenggara yang memiliki postur tubuh yang kecil dan produksi telur yang rendah. Oleh karena itu dibutuhkan upaya untuk meningkatkan performans produksi dan reproduksi ayam tolaki. Salah satu upaya tersebut adalah menerapkan sistem kawin silang menggunakan metode inseminasi buatan. Pada penelitian ini dilakukan inseminasi semen ayam tolaki ke saluran reproduksi ayam petelur untuk menghasilkan telur/ayam silangan. Parameter yang diukur pada penelitian meliputi fertilitas, daya hidup embrio, daya tetas dan bobot tetas. Penelitian ini dilaksanakan di kandang Pembibitan Unggas Fakultas Peternakan Universitas Haluoleo selama tiga bulan (Juni-Agustus 2012). Penelitian ini menggunakan 12 ekor ayam ras petelur dan 4 ekor ayam tolaki. Semua data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan fertilitas telur hasil persilangan yaitu 50,54%, daya hidup embrio, daya tetas dan bobot tetas masing-masing 92,18%, 59,56% dan 39,83 g. Kesimpulan akhir dari penelitian ini menyatakan fertilitas telur, daya hidup embrio, daya tetas dan bobot tetas telur masih sangat rendah. Rujukan selanjutnya perlu dilakukan persilangan ayam ras petelur jantan dengan ayam tolaki betina. |
| ANALISIS SALURAN PEMASARAN DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DI KOTA KENDARI | Author : Muhammad Diwan, Nuraini Nuraini, La Ode Arsad Sani | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian ini dilakukan di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara pada Juli-Agustus 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis saluran dan lembaga pemasaran, untuk mengetahui bagian dari harga yang diterima petani broiler dan lembaga pemasaran, untuk menganalisis tingkat marjin pemasaran petani broiler, tingkat lembaga pemasaran dan konsumen dengan tingkat pendapatan broiler petani. Bahan penelitian adalah broiler petani mitra atau non mitra untuk perusahaan dengan kapasitas produksi antara 2.500 sampai 4. 000 ekor. Metode penelitian ini adalah penelitian survei. Sedangkan untuk menentukan lokasi penelitian ini dengan menggunakan purposive sampling dan mengambil 35 responden terdiri 5 petani broiler dan 30 pedagang perantara. Tabulasi data diperoleh dan dianalisis dengan marjin dan tingkat pendapatan petani broiler yang menguraikan secara deskriptif pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran pemasaran di Kota Kendari yang terlibat 4 jenis dengan dua lembaga pemasaran yang terlibat: pedagang pengumpul dan pedagang pengecer, bagian dari harga yang diterima peternak broiler dari konsumen terakhir adalah 68,8% sedangkan bagian dari harga yang diterima lembaga pemasaran adalah 31,2%, marjin pemasaran pada harga broiler dari petani broiler ke konsumen terakhir adalah Rp. 14,150 ekor-1 (penjualan broiler di tingkat peternak adalah Rp. 31,200 ekor-1, peternak ke pedagang pengumpul adalah Rp. 9.000 ekor-1 dan pedagang pengumpul ke pengecer adalah 5.150 ekor-1) dan tingkat pendapatan peternak di Kota Kendari sebesar Rp. 17.046.139 siklus-1 atau Rp. 5,013 ekor-1 siklus -1. |
| STUDI RESIDU ANTIBIOTIK DAGING BROILER YANG BEREDAR DI PASAR TRADISIONAL KOTA KENDARI | Author : Saniwanti Saniwanti, Nuraeni Nuraeni, Dian Agustina | Abstract | Full Text | Abstract :alah satu produk asal ternak yang memiliki angka konsumsi yang cukup tinggi berasal dari jenis unggas yaitu ayam broiler sehingga memerlukan penambahan aditif pakan berupa antibiotik kedalam ransum untuk meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan tubuh ayam broiler. Akibat dari penggunaan antibiotik tersebut sehingga ditemukan residu antibiotik dalam pangan asal hewan khususnya ayam broiler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya residu antibiotik golongan tetrasiklin, makrolida dan aminoglikosida dalam daging ayam broiler yang beredar di pasar tradisional Kota Kendari. Penelitian ini dilaksanakan dengan cara pengambilan sampel dari 3 pasar tradisional Kota Kendari dan sebanyak 5 sampel tiap pasar serta dianalisa Laboratorium Unit Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Haluoleo. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, hasilnya dianalisis secara deskriptif. Pengujian residu antibiotika menggunakan metode Bioassay. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 10 sampel ayam broiler mengandung residu antibiotik golongan tetrasiklin, 15 sampel golongan makrolida dan 9 sampel golongan aminoglikosida. |
| PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SISIK NAGA (DRYMOGLOSUM PILLOSELLOIDES) TERHADAP KECERNAAN IN VITRO KONSENTRAT BERBAHAN PAKAN FERMENTASI | Author : Erwin Yulianto, Andi Murlina Tasse, Rahman Rahman | Abstract | Full Text | Abstract :This study aims to know the effect of addition of Drymoglosum pilloseloides flour on in vitro digestibility of consentrates made from fermentation feed. The treatments consist of concentrates ware added Drymoglosum pilloseloides flour 0% (R0), 0,05% (R1), 0,1% (R2), and 0,15% (R3). Experimental design was used completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 3 replications. This study was conducted during four weeks in Animal Science Department, of Animal Science Faculty, of Haluoleo University. The average of water content of each treatment was 15,50% ± 2,56% (R0), 16,17% ± 0,32% (R1), 17,80% ± 1,57% (R2) and 16,83% ± 1,58% (R3), ash content was 25,90% ± 0,72% (R0), 21,40% ± 0,52% (R1), 20,07% ± 0,25% (R2) and 18,50% ± 0,53% (R3), dry matter digestibility was 81,33% ± 1,00% (R0), 81,73% ± 0,49% (R1), 82,27% ± 0,91% (R2) and 81,40% ± 0,10% (R3), organic matter digestibility was 81,70% ± 1,31% (R0), 83,90% ± 1,59% (R1), 83,17% ± 0,90% (R2) and 82,50% ± 0,46% (R3). The result of analysis of variance not showed that addition of Drymoglosum pilloseloides flour 0%, 0,05%, 0,10% and 0,15% significant effect (P>0,05) on water content, dry matter digestibility and organic matter digestibility. While concentrates with addition of Drymoglosum pilloseloides flour 0%, 0,05%, 0,10% and 0,15% significant effect (P<0,05) on ash content. Dry matter and organic matter digestibility were higher than normal range that usually be given to animal. Therefore concentrates with addition of Drymoglosum pilloseloides flour no decreased dry matter and dry organic digestibilities. |
| EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM SAPI BALI JANTAN YANG DISUBTITUSI DENGAN AMPAS TAHU DAN DEDAK PADI FERMENTASI | Author : Khoirul Mualimin, Natsir Sandiah, La Ode Baa | Abstract | Full Text | Abstract :This research aims to know the efficiency of ration use of a male Bali cattle in substitution with tofu dregs and rice bran fermentation. This research was conducted during nine weeks in Nutrition and Animal Feed Laboratory of Animal Science Department of Animal Science Faculty, Halu Oleo University, Kendari, and in Alebo Village of Konda Subdistrict of South Konawe Regency. The treatments were R0 = concentrate without fermentation-based feed (control), R1 = rice bran fermnetation-based concentrate 50%, R2 = rice bran fermnetation-based concentrate 55%, R3 = rice bran fermnetation-based concentrate 60%. The experimental design used in this study was randomly group design with 4 traetments and 3 block/group. The result of variance analysis showed that dry matter concumption was not differ markedly (p>0,05), which justifies the dry matter concumption is average from the highest to the lowest is R1 (5,143 kg/cattle/day), R0 (5,063 kg/cattle/day), R3 (4,907 kg/cattle/day) and R2 (4,905 kg/cattle/day). The substitution tofu dregs know and rice bran fermentation to 60% in ration not effect real (p>0,05) addition average daily againt of a male Bali cattle, but in quantitative R3 rations give a good response better than R0, R1 and R2 (0,542 kg/cattle/day than 0,402 kg/cattle/day, 0,411 kg/cattle/day and 0,435 kg/cattle/day). While the efficiency of used R3 rations (10,888%) higher than R2 (9,027%), R1 (8,080%) and R0 (8,075%). Conclusion that in substitution tofu dregs and rice bran fermentation to 60% in rations can give a good the efficiency of ration used of a male Bali cattle. |
| KERCERNAAN IN VITRO BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK SERTA PROTEIN RANSUM BERBASIS PAKAN FERMENTASI | Author : Aang Baitul Mizan, Andi Murlina Tasse, Deki Zulkarnain | Abstract | Full Text | Abstract :This study has conducted four weeks in Laboratory of Animal Nutrition Department of Animal Science, Faculty of Animal Science, Haluoleo University, Kendari. The treatments R0 = rations based feed’s non fermented, R1 = rations based 40% rice bran fermented (RBF), R2 = rations based 45% RBF, R3 = rations based 50% RBF, R4 = rations based 55% RBF, R5 = rations based 60% RBF. The experimental design used a randomized block design (RBD) with 5 treatments and 4 groups. The results showed that dry matter digestibility (DMD) of R1, R2, R5 higher than R0 (94,17%, 90,98%, 91,04% vs 88.60%). In contrast, DMD of R3 and R4 lower than R0 (80,90% and 80,89% vs 88,60%). Organic matter digestibility (OMD) of R0 lower than R1, R2, R3, R4 and R5 ( 62,58% vs 90,32%, 90,55%, 90,78%, 91,15% and 90,41%). In contrast, OMD of R4 higher than R1, R2, R3, R5 and R0 (91,41% vs 90,32%, 90,55%, 90,78%, 90,41% and 62,58%). Ammonia (NH3) concentrations of R1, R2, R3, R4 and R5 higher than R0 (8,20 mM, 5,40 mM, 8,67 mM, 7,22 mM and 7,42 mM vs 3,20 mM). The conclusion of this study was FBR based 40%, 45%, 50%, 55% and 60% RBF feasible to ruminant’s feed. |
|
|